JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes

Jumat, 28 Maret 2008

Beda Pribumi, Bule dan China

Tulisan orang ini bener2 bagussss.... Jangan berhenti forward ketemen2
yah...

Saya seorang pribumi yg dulunya benci setengah mampus sama WNI
Keturunan Cina. Tetapi setelah hidup di Amerika selama 10 tahun dan sekarang
bekerja di salah satu bank terbesar di dunia berpusat di New York City,
pandangan saya berubah dan mengerti mengapa Cina itu berbeda dengan
orang pribumi.

Dan sebenarnya banyak sekali hal-hal yg kita tidak mengerti tentang
cina, dan hal-hal ini sebenarnya harus kita ketahui dan kita pikirkan
lagi, karena hal-hal ini adalah sesuatu yg bisa kita pakai untuk
kepentingan bangsa sendiri dan utk memajukan bangsa sendiri. Bukan saya bilang
bahwa kita harus berubah jadi Cina, cuma kalau memang bagus mengapa tidak
? Dan memang ada juga hal-hal buruknya, tetapi semua bangsa juga
punya.

Marilah saya mulai pendapat saya tentang perbandingan antara WNI asli
dan keturunan cina :



1. Perbedaan2 nyata Setelah bekerja tiga tahun lebih dan punya teman
dekat orang bule dan orang Cina dari Shanghai di tempat kerja saya, saya
melihat banyak sekali perbedaan-bedaan, diantaranya :

A. DUIT



a) Si bule, kalo gajian langsung ke bar, minum-minum sampe mabuk, beli
baju baru, beli hadiah macam-macam untuk istrinya. Dan sisanya 10% di
simpan di bank. Langsung makan-makan di restoran mahal, apalagi baru
gajian.

b) Si Cina, kalau gajian langsung disimpan di bank, kadang-kadang
diinvest lagi di bank, beli Saham, atau dibungain. Bajunya itu2 saja sampe
butut. Saya pernah tanya sama dia, duitnya yg disimpen ke bank bisa
sampe 75%-80% dari gaji.

c) Saya sendiri. kalo gajian biasanya boleh deh makan-makan sedikit,
apalagi baru gajian, beli baju kalo ada yg on-sale (lagi di discount),
beli barang-barang kebutuhan istri, sisanya kira2 tinggal 15-20% terus
disimpen di bank.

*** Kebanyakan di Amerika, orang Cina yang kerja kantoran (sebenarnya
Korea dan Jepang juga) muda-muda sudah bisa naik mobil bagus dan bisa
mulai beli rumah mewah. walaupun orang tuanya bukan konglomerat dan bukan
mafia di Cinatown. Malah mereka beli barang senangnya cash, bukan
kredit. Soalnya mereka simpan duitnya benar-benar tidak bisa dikalahkan
oleh bangsa lain. kalau bule atau orang hitam musti ngutang sampe tau baru
bisa lunas beli rumah.

B. KERJAAN

a) si bule, abis kerja (biasanya jam kerja jam 8 pagi - 6 sore) hari
Senen sampai hari Jumat (Sabtu dan minggu tidak kerja)) ke bar ato
makan-makan ngabisin gaji. Kalau disuruh lembur tiba-tiba, biasanya
kesel-kesel sendiri di kantor. Biasanya kalo hari Senen, si bule tampangnya
kusut, soalnya masih lama sampe hari Sabtu, pikirannya weekend melulu. Kalo
hari Kamis, si bule males kerja, pikirannya hari Jumat melulu. Terus
jalan-jalan gosip kiri kanan.

b) si Cina, abis kerja langsung pulang ke rumah, masak sendiri, nggak
pernah makan diluar (saya sering ngajak dia makan, cuma tidak pernah
mau, mahal katanya, musti simpan duit, kecuali kalo ada hari-hari khusus).
Kalau disuruh lembur tidak pernah menolak, malah sering menawarkan
diri untuk kerja lembur. Kalau disuruh kerja hari sabtu atau hari minggu
juga pasti mau. Kadang-kadang dia malah kerja part-time (bukan sebagai
pegawai penuh) di perusahaan lain untuk menambah uangnya.

c) saya sendiri, kalau disuruh lembur, agak malas juga kadang-kadang
karena sudah punya rencana keluar pergi makan sama teman-teman kantor.
Kadang-kadang ingin sekali pulang ke rumah karena di kantor melulu, cuma
mau nggak mau mesti kerja (jadi kesannya terpaksa, nggak seperti si
cina yg rela). Weekend paling malas kalau musti kerja.

*** Bos-bos juga biasanya suka sama orang Cina kalau soal kerjaan.

Mereka soalnya pekerja yg giat dan tidak pernah bilang "NO" sama boss.



Dapat kerja juga gampang kalau mukanya cina, karena dipandang sebagai
"Good Worker". Atau pekerja giat. Jarang sekali, kecuali penting sekali
dia tidak bersedia kerja lembur. Dan kalaupun tidak bersedia lembur,
biasanya dia akan datang sabtu atau minggu, atau kerja lembur besoknya.



C. RUMAH



a) Apartment si bule, wah bagus sekali. gayanya kontemporari. Penuh
dengan barang-barang perabotan dan furniture mahal. Pokoknya gajinya pasti
abis ngurusin apartment dia.

b) Apartment si cina, wah... kacau. Cuma ranjang satu, dilantai saja.
Meja butut, dan dua kursi butut. TV nya kecil sekali, TV kabel saja
tidak punya. Pokoknya sederhana sekali. Waktu saya tanya, dia bilang
"bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian." daerahnya pun bukan
didaerah mahal, tempatnya di daerah kumuh dan kurang ada yg mau tinggal.

c) Apartment saya sendiri, yah lumayan, cuma istri saya suka juga
merias rumah. Jadi apa rtment saya lumayan lah tidak seperti punya si Cina.

Saya benar-benar salut dia bisa hidup begitu. Padahal duitnya di bank
banyak.

Gaji dia saja lebih tinggi dari saya karena lebih lama di perusahaan
tersebut.

*** Setelah 10 taun, biasanya si bule, orang item, masih tinggal di
apartment atau baru ngutang beli rumah, si cina sudah bisa beli rumah
sendiri. Karena nabung dengan giatnya, dan cuma beli yg penting-penting

saja. Jadi uangnya ditabungkan sendiri.

*** Disini saja saya bisa lihat perbedaan-bedaan nyata, saya
pertama-tama pikir, wah si Cina ini pelit amat. Masa duit banyak kayak begitu
disimpan saja di bank. Dan kalau kita banding-bandingkan dengan sejarah
orang-orang cina, kita akan tahu kenapa mereka (Cina) itu dalam
long-range nya (jangka panjang nya) lebih maju dari pribumi di Indonesia, karena
saya sempat bertukar pikiran dengan beberapa teman lagi orang Cina
lainnya, orang India, or ang Arab, orang Jerman, orang Amerika, dan orang
Cina ini sendiri. Kita musti tau sejarahnya orang Cina ini.

2. Perbandingan antara sejarah kebudayaan cina dan Indonesia JAMAN DULU

Bangsa cina adalah bangsa yg bangga dengan bangsanya, karena kebudayaan
cina adalah salah satu kebudayaan yg tertua di dunia, hampir setahaf
dengan Mesopotamia dan Mesir. Karena itu kebudayaan cina itu benar-benar
menempel di sanubari nya. Susah sekali untuk melepaskan kebudayaan
tersebut karena memang betul kebudayaan mereka itu hebat, terus terang,
kalau kita bandingankan dengan kebudayaan kita (pribumi Indonesia ) kita
tidak bisa mengalahkan kebudayaan orang cina. Dan memang kebudayaan
mereka sudah diakui dunia.

Menurut salah satu Journal of Archeology terkemuka di dunia, orang
Melayu itu unsurnya lebih banyak mengarah ke bangsa Mongol atau Cina.

Jadi bangsa Indonesia itu sebenarnya Cina, walaupun secara biologis
dan&n bsp; evolusis, ada unsur-unsur dari India dan Arab di darah orang
pribumi.

Tetapi orang Indonesia (Melayu) itu sebenarnya genetik nya lebih dekat
ke orang Cina. Orang cina itu sudah dari dulu 4000 tahun hidupnya
diawang kesusahan terus (maksudnya rakyat kecilnya). Negara cina dari jaman
dulu, katanya, sudah perang terus, rakyat kecil disiksa olah
pemerintahnya sendiri,

dan pemerintahnya berganti-ganti terus. Orang cina bisa dibilang salah
satu bangsa yang tahan banting. Sudah biasa menderita, dan makin
menderita, biasanya orang kan makin nekad dan makin berani, jadi semua jalan
ditempuh, namanya saja mau hidup, bagaimana. Ini juga terjadi di
Indonesia .

Karena negaranya sendiri, Cina, banyak masalah, mereka imigrasi
kemana-mana. Mereka ada dimana-mana, teman saya orang item dari Nigeria dan
Ethiopia (afrika) bilang disana pun ada banyak orang cina. Dan herannya.
Cina-cina di Afrika pun sukses dan bisa dibilang tidak miskin.

DI INDONESIA Di Indonesia sendiri, waktu saya masih tinggal diJakarta,
saya bisa melihat perbedaan-perbedaan nya, cuma waktu itu pikiran saya
belum terbuka. Saya pernah punya teman orang cina di Senen buka toko
kain. Di sebelahnya persis ada pak Haji yg juga buka toko kain. Setelah
dua tahun, bisnis si cina makin maju, dan si pak Haji sebelah akhirnya
bangkrut. Ternyata bukan karena si Cina main curang atau guna-guna si
pak haji. Ternyata itu karena si cina, walaupun sudah untung, uangnya di
simpan dan ditabung saja, untuk mengembangkan bisnisnya lagi. Dan dia
dan istrinya makan telor ceplok saja

Sedangkan si pak haji baru untung sedikit sudah makan besar di restoran
karena gengsi sama keluarga nya.

Nah bukannya si pak haji ini salah ? Bukannya kita bisa lihat sendiri
bahwa cina ini pikirannya le bih maju lebih melihat kedepan dan lebih
tahan banting ? Saya kira ini adalah suatu hal yang bisa kita contoh dari
si Cina ini. Mungkin kita tidak usah terlalu pelit seperti dia, tapi
juga tidak usah gengsi-gengsian.

Saya sudah bertemu dengan banyak orang dari negara yg berbeda-beda dan
satu hal yg benar-benar nyata adalah orang yg TIDAK MEMBUAT KEPUTUSAN
BERDASARKAN GENGSI biasanya NEGARANYA MAJU.

Coba saja lihat orang Hong Kong, orang Jepang, orang Inggris, orang
Amerika, orang Jerman dan orang Singapore, mereka sudah MAJU sekali
pemikirannya. Tidak seperti orang Indonesia . Kalau YA yah sudah bilang YA,
kalau TIDAK yah bilang TIDAK. Jadi tidak tidak ada yg tidak enak hati.
Kalau sudah lama tidak enak hati akhirnya berantem.

Orang Indonesia sayangnya gengsinya tinggi sekali, tidak mau mengaku
kalau memang salah atau harus merubah sesua tu yg jelek.



Inilah kelemahannya.



Di mata Internasional bangsa Indonesia sudah terkenal sebagai NAZI
Jerman versi Asia Tenggara. Waktu perang dunia ke II bangsa Jerman sedang
miskin karena mereka kalah perang dunia ke I, supaya rakyat tidak marah,
si Hitler yg cerdik sengaja menyalahkan orang Yahudi yg memang kaya
dan menguasai ekonomi Jerman. Dan orang Yahudi akibatnya dibantai dan
tidak diperlakukan sebagai warga negara sendiri. Padahal mereka juga sudah
lama tinggal di Jerman dan sudah merasa sebagai bangsa sendiri,
walaupun mereka masih memegang kebudayaan mereka yg tinggi, sama seperti cina
di Indonesia .

Di Indonesia anehnya, pribumi benci dengan cina tetapi bukan dengan
orang Belanda atau orang Jepang. Kalau dipikir-pikir, cina itu tidak salah
apa-apa. Saya sebagai pribumi baru sadar akan hal itu.

Belanda menyiksa bangsa Indonesia dan menguras harta bumi kekayaan
Indonesia selama 350 tahun dan setelah pergi meninggalkan penyakit yg
paling bahaya dan mendarah daging, yaitu korupsi, yg sampai sekarang juga
menimbulkan krisis ekonomi setelah 53 tahun merdeka rupanya penyakit ini
bukannya makin terobati, tetapi makan menusuk dan menular ke seluruh
badan dan mental bangsa Indonesia.

Bangsa Jepang, cuma menguasai 3.5 tahun, tapi menyiksa bangsa Indonesia
lebih kejam dari bangsa lain. Karena kalah perang, bangsa jepang, yah
mau tidak mau sekarang musti menguasai dunia secara ekonomi tidak bisa
lagi main angkat senjata.

Anehnya kita sebagai pribumi malah benci dengan cina bukannya dengan
Belanda atau jepang. Lucu sih. Semua bangsa lain (Korea, Cina, Burma,
Vietnam, dan Afrika) benci dengan bekas penjajahnya bukan penduduk sesama
yg telah hidup bertahun-tahun bersama-sama yaitu cina kalau di
Indonesia .

Salah apa si cina-cina ini, tidak salah apa-apa. Kenapa mereka
kelihatannya buas dalam bisnis, tamak, dan rakus? Kenapa? Karena > mereka
selama tinggal di Indonesia selalu diperlakukan sebagai orang luar dan di
anak-tirikan. Coba bayangkan kalau anda-anda jadi cina, pasti anda-anda
juga mau melindungi diri sendiri, siapa yg mau nggak makan besok? atau
mati? Yah, kalau begitu, mereka jadi cerdik, agak licik, mengambil
kesempatan dalam kesempitan, jadinya berhasil memegang ekonomi indonesia.
Tapi mereka juga bekerja keras, JAUH.....SANGAT JAUH LEBIH KERAS DARI
KITA YG PRIBUMI. Bukan cuma di Indonesia saja. Orang cina sepertinya
ditaruh dimana saja pasti sukses dan bekerja keras.

Mereka (cina) tidak menyerah pada nasib, dan selalu INGIN MENJADI DUA
KALI LIPATKAN TARAF HIDUPNYA, kita yg pribumi, biasanya puas dengan
keberhasilan kita dan malas malasan karena merasa sudah diatas angin.

Bagi cina2 ini tidak berlaku, mau setinggi apa juga, pasti bisa lebih
tinggi lagi.

Kita saja yg bodoh, mau dengar omongan pemerintah yg brengsek dan
mengkambing hitamkan cina. Karena mereka sendiri juga busuk tetapi takut
ketahuan. Jadi mereka menggunakan cina sebagai tameng dan kambing
hitamnya.

Gimana mau hidup sebagai negara yg maju coba ? Kalau tidak bersatu.

Negara yg maju harus bisa hidup dengan tentram satu sama lain tidak
perduli dengan warna kulit, agama, dan keturunan. Semuanya musti diakui
sebagai satu bangsa.

Contohnya Amerika, mau cari orang dari mana saja ada. Cuma mereka
bersatu, dan mereka sadar tiap orang punya kejelekan masing-masing.

Cuma tidak digembar-gemborkan, tapi dibicarakan dan dirubah. Yg
bagusnya diambil, dan dipakai bersama-sama untuk memajukan negara.

Tidak segan-segan, atau gengsi, kalau gengsi-gengsi maka tidak akan
maju. Harus open (terbuka) dan mau menerima kesalahan dan musti mau
berubah.

Life Is A Role Playing Game !!

NB: Ada beberapa hal yg perlu diluruskan, tidak semua orang Cina
diseluruh dunia adalah orang sukses, masih byk juga diantara mereka yg hidup
dibawah garis kemiskinan. Sebagai contoh bisa Anda lihat di daerah
Tangerang, Banten. Disana masih banyak warga keturunan Cina yg sudah
tinggal disana selama generasi (sehingga kulit merekapun sudah berbeda dgn
keturunan Cina yang bermigrasi pada abad 20an), yang masih kesulitan
untuk makan.

Diharapkan koreksi ini dapat menghilangkan stereotipe di Indonesia ,
bahwa semua orang keturunan Cina adalah orang kaya yang sukses.

From : Yurin K

Tidak ada komentar: