JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes

Senin, 16 Juni 2008

Ciri-Ciri Manusia Indonesia

Dapat artikel dari milis sebelah

Ciri-Ciri Manusia Indonesia

Mochtar Lubis dalam bukunya “Manusia Indonesia Sebuah
Pertanggung
Jawaban” mennyebutkan beberapa ciri manusia Indonesia
antara lain:

Hipokritis alias munafik.(hal 23)
Berpura-pura, lain di muka - lain di belakang,
merupakan sebuah ciri
utama manusia Indonesia sudah sejak lama, sejak
meraka dipaksa oleh
kekuatan-kekuatan dari luar untuk menyembunyikan apa
yang sebenarnya
dirasakannya atau dipikirkannya ataupun yang
sebenarnya dikehendakinya, karena
takut akan mendapat ganjaran yang membawa bencana
bagi dirinya.

Segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya,
putusannya,
kelakuannya, pikirannya, dan sebagainya.( hal 26)
“Bukan saya’, adalah kalimat yang cukup populer di
mulut manusia
Indonesia. Atasan menggeser tanggung jawab tentang
suatu kegagalan pada
bawahannya, dan bawahannya menggesernya ke yang lebih
bawah lagi, dan
demikian seterusnya.

Berjiwa feodal. (hal 28)
Meskipun salah satu tujuan revolusi kemerdekaan
Indonesiaialah untuk
juga membebaskan manusia Indonesiadari feodalisme,
tetapi feodalisme
dalam bentuk-bentuk baru makin berkembang dalam diri
dan masyarakat manusia
Indonesia.

Sikap-sikap feodalisme ini dapat kita lihat dalam
tatacara upacara
resmi kenegaraan, dalam hubungan-hubungan organisasi
kepegawaian (umpamanya
jelas dicerminkan dalam susunan kepemimpinan
organisasi-organisa si
isteri pegawai-pegawai negeri dan angkatan
bersenjata), dalam pencalonan
isteri pembesar negeri dalam daftar pemilihan umum.
Isteri Komandan,
isteri menteri otomatis jadi ketua, bukan berdasar
kecakapan dan bakat
leadershipnya, atau pengetahuan dan pengalamannya
atau perhatian dan
pengabdiannya.

Masih percaya takhyul. (hal 32)
Dulu, dan sekarang juga, masih ada yang demikian,
manusia Indonesia
percaya bahwa batu, gunung, pantai, sungai, danau,
karang, pohon, patung,
bangunan, keris, pisau, pedang, itu punya kekuataan
gaib, keramat, dan
manusia harus mengatur hubungan khusus dengan ini
semua.

Kepercayaan serupa ini membawa manusia Indonesiajadi
tukang bikin
lambang. Kita percaya pada jimat dan jampe. Untuk
mengusir hantu kita
memasang sajen dan bunga di empat sudut halaman, dan
untuk menghindarkan naas
atau mengelakkan bala, kita membuat tujuh macam
kembang di tengah
simpang empat. Kita mengarang mantera. Dengan jimat
dan mantera kita merasa
yakin telah berbuat yang tegas untuk menjamin
keselamatan dan
kebahagiaan atau kesehatan kita.

Artistik. (hal 38)
Karena sifatnya yang memasang roh, sukma, jiwa, tuah
dan kekuasaan pada
segala benda alam di sekelilingnya, maka manusia
Indonesiadekat pada
alam. Dia hidup lebih banyak dengan naluri, dengan
perasaannya, dengan
perasan-perasaan sensuilnya, dan semua ini
mengembangkan daya artistik
yang besar dalam dirinya yang dituangkan dalam segala
rupa ciptaan
artistik dan kerajinan yang sangat indah-indah, dan
serbaneka macamnya,
variasinyam warna-warninya.

Watak yang lemah. (hal 39)
Karakter kurang kuat. Manusia Indonesiakurang dapat
mempertahankan atau
memperjuangkan keyakinannya. Dia mudah, apalagi jika
dipaksa, dan demi
untuk ’survive’ bersedia mengubah keyakinannya.
Makanya kita dapat
melihat gejala pelacuran intelektuil amat mudah
terjadi dengan manusia
Indonesia.

Tidak hemat, dia bukan “economic animal”(hal 41)
Malahan manusia Indonesiapandai mengeluarkan terlebih
dahulu
penghasilan yang belum diterimanya, atau yang akan
diterimanya, atau yang tidak
akan pernah diterimanya. Dia cenderung boros. Dia
senang berpakaian
bagus, memakai perhiasan, berpesta-pesta. Hari ini
ciri manusia
Indonesiamenjelma dalam membangun rumah mewah, mobil
mewah, pesta besar, hanya
memakai barang buatan luar negeri, main golf,
singkatnya segala apa yang
serba mahal.

Lebih suka tidak bekerja keras (hal 42), kecuali kalau
terpaksa
Gejalanya hari ini adalah cara-cara banyak orang ingin
segera menjadi
“miliuner seketika”, seperti orang Amerika membuat
instant tea, atau
dengan mudah mendapat gelar sarjana sampai memalsukan
atau membeli
gelar sarjana, supaya segera dapat pangkat, dan dari
kedudukan berpangkat
cepat bisa menjadi kaya.

Manusia Indonesiakini tukang menggerutu (hal 43)
tetapi menggerutunya tidak berani secara terbuka,
hanya jika dia dalam
rumahnya, atau antara kawan-kawannya yang sepaham
atau sama perasaan
dengan dia.
Cepat cemburu dan dengki terhadap orang lain yang
dilihatnya lebih dari
dia.

Manusia Indonesiajuga dapat dikatakan manusia sok (hal
43)
Kalau sudah berkuasa mudah mabuk berkuasa. Kalau kaya
lalu mabuk harta,
jadi rakus.

Manusia Indonesiajuga manusia tukang tiru
Kepribadian kita sudah terlalu lemah. Kita tiru
kulit-kulit luar yang
memesonakan kita. Banyak nyang jadi koboi cengeng
jika koboi-koboian
lagi mode, jadi hipi cengeng jika sedang musim hipi.

Masih ada lebih banyak lagi ciri-ciri manusia
Indonesiayang dipaparkan
oleh Muchtar Lubis, namun saya pikir lebih baik jika
Anda membaca
sendiri bukunya, agar bisa mendapatkan pemahaman yang
lebih utuh.
Hingga saat ini pun kalo boleh dibilang manusia
Indonesia itu unik.

1 komentar:

oom iwan mengatakan...

waaah ga ada bagus bagusnya ya