JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes

Senin, 18 Februari 2008

Introducing: yourself

Introducing: yourself. berkenalan dengan diri sendiri

Beberapa bulan yang lalu, beredar film “Bourne Ultimatum”, sekuel ketiga dari trilogi Bourne yang dibintangi oleh Matt Damon (damn, what a cool person he is...) memerankan seorang agen CIA yang mengalami hilang ingatan (amnesia) dan tidak tahu mengenai siapa bahkan apa pun tentang dirinya. Pencarian jati diri akhirnya dilakukan olehnya dengan segala intrik dan konflik yang begitu complicated.

Memiliki jati diri dan identitas merupakan suatu hal yang sangat krusial bagi seseorang. Jika Jason Bourne di layar lebar rela menjalani duel maut untuk mencari identitasnya, maka di luar sana dalam kehidupan nyata, tidak sedikit individu yang mengikuti training motivasi dan pelatihan profesional yang pastinya mengharuskan mereka untuk mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, demi lebih mengenali siapa dirinya.

Identitas yang menjawab pertanyaan ”Siapa Saya?” merupakan nilai dasar dan pedoman tindak tanduk bagi seseorang. Dengan nilai dasar ini seseorang memiliki acuan untuk berperilaku. Disamping itu, mereka yang memiliki identitas diri yang kuat akan menampilkan kepribadian yang nyaman bagi orang lain. Membentuk kepribadian atau mengenali diri sendiri, meski kelihatan gampang tapi pada kenyataannya tidak semudah membalikkan tangan. Terkadang mata hati kita tertutup oleh egoisme diri sendiri yang tidak mau mengakui kelemahan atau pun kekurangan yang ada pada diri kita. Yang lebih parah adalah, pada saat kita sudah berada di comfort zone, kita makin terlena untuk mengikuti arus yang mengalir di sekitar kita, sehingga pada akhirnya kita justru membuang identitas diri kita untuk survive dalam putaran arus itu... hopefully, none of us in that kind of situation, though..

Sebagai makhluk sosial, tidak bisa dihindari bahwa setiap saat kita terlibat percakapan, diskusi, bahkan argumentasi dengan orang lain. Mulai dari keluarga sendiri di rumah, tetangga, saat berbelanja, terlebih dengan kerabat/kolega di lingkungan pekerjaan. Ada kalanya komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain berujung dengan debat kusir, karena masing-masing pihak merasa bahwa dirinya atau pendapatnyalah yang paling benar. Dan memang, saya sendiri mengakui bahwa rasanya tidak enak sekali jika ada orang yang mengkritik apalagi menyalahkan diri saya. Yang terlintas di pikiran saya adalah ”Halah... enak saja menyalahkan, memangnya kamu sudah benar....” (haaa.... sounds familiar ’huh?...aha...). Lebih jauh lagi, kadang kita lebih mengedepankan ego kita untuk bertahan dengan pendapat yang kita anggap benar demi meraih kepuasan individual yang membuat kita sudah merasa ’sukses’ mematahkan lawan kita.

Setiap individu pasti ingin meraih sukses dalam kehidupan di dunia ini. Tipikal tolok ukur sukses sepertinya sudah melekat di mindset setiap orang, terlebih di Indonesia, bahwa kita dikatakan sukses di antaranya adalah jika sudah memiliki jabatan penting dalam karir, punya rumah, mobil, keluarga bahagia, dan secara keuangan sudah stabil. Untuk itu, saya yakin, setiap dari kita semua pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala kriteria yang sudah disebut tadi. Setiap dari kita pasti berusaha untuk perform outstanding di masing-masing bidangnya, doing efforts as much as we can in order to get other people’s attention that eventually bringing the maximum advantages for us. Right? (I’m talking about normal people that have desired and struggle to be better in their life, yaa…)

Kadang, begitu inginnya kita mencapai semua ”kriteria sukses” itu, sampai-sampai kita LUPA untuk memikirkan apa yang sebenarnya menjadi tujuan hidup kita, siapa diri kita, apa yang kita mau, dan mau dibawa kemana kehidupan kita.... Jangankan sedalam itu, dalam keseharian pun kadang luput dari pemikiran bahwa kita harus punya tujuan/goal yang harus diraih dalam setiap aktivitas. Kadang kita tidak memberi makna dalam setiap hal yang kita lakukan, yah... kita hanya melakukan apa yang sudah menjadi rutinitas. Whenever those things are done, then it’s just done. Padahal, kalau kita mau sedikit meluangkan waktu untuk merenungkan apa yang sebenarnya ingin kita raih dalam hidup, sepertinya chance untuk menjadi “sukses” in every singles of our days terbuka lebar di depan mata. Haa.. please deh Nilam, tolong jangan meracau… hehe…

Well

“Hidup tidak harus merupakan rangkaian peristiwa yang membosankan, yang datang silih berganti. Tidak ada yang memaksa kita untuk mengikuti kegiatan rutin yang sama. Tidak ada yang mencegah kita untuk berusaha melakukan sesuatu yang baru dan berbeda, atau pun bertemu dengan orang baru serta menjalin persahabatan baru.”

Wait, bukan berarti saya mengajak untuk berontak dan keluar dari rutinitas keseharian anda, he he... nggak seperti itulah... It’s just, seseorang yang berkepribadian dan memiliki identitas diri dan berusaha untuk benar-benar memahaminya, sudah selayaknya untuk senantiasa melakukan introspeksi, mawas diri atau pun evaluasi diri yang bermanfaat, agar terjadi perubahan diri ke arah yang lebih baik. Segala sesuatu yang kita lihat dan dengar, sebisa mungkin kita tarik ke dalam diri sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki diri. Guys, the world surround us will not ever change if we don’t want to change our self into a better one in the first place...

Now, jika seseorang paham bagaimana sebenarnya kekurangan dan kelebihan dirinya (untuk kemudian diolah dengan baik), apa yang sebenarnya dia ingin raih dan bisa menerapkan tujuan hidupnya secara proporsional, maka bisalah kita sebut dia sebagai orang yang profesional dan committed terhadap hidupnya (huahh..keren juga niy… he he). Then, sesungguhnya orang yang sukses itu tidak diukur dengan kesuksesan (material) orang lain, melainkan dari seberapa optimalnya kita bersungguh-sungguh menggapai kesuksesan tersebut melalui potensi yang dianugerahkan Allah kepada kita. Jika diilustrasikan dalam perspektif Islam, tentu sebagai muslim kita juga harus menekankan pada aspek tawakal, yakni berserah diri kepada Allah setelah perjuangan ikhtiar dan doa secara optimal.

Yes. Prestasi dan keberhasilan merupakan anugerah dari Allah, tapi sudah pasti kita sebagai manusia mesti berusaha dan mengupayakannya dengan sungguh-sungguh. How? Pertama, kita harus meyakinkan diri sendiri agar memiliki rasa percaya diri. Seseorang harus menanamkan keyakinan ke dalam dirinya bahwa sesungguhnya apa yang ia lakukan adalah benar. Kedua, kita harus belajar menghargai diri sendiri. Hargai dan terima diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Ketiga, jangan lupa untuk terus berlatih dan mempraktikkan dalam keseharian secara tekun. Seperti orang belajar naik sepeda, awalnya tentu sering mengalami jatuh bangun hingga akhirnya terbiasa dan bisa.

Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki rasa percaya diri, minder, dan pesimis, maka ibaratnya telah ’kalah sebelum berperang’. Ini kondisi yang memprihatinkan, lantaran tak memiliki modal rasa percaya diri ketika akan melangkah, seseorang dikuasai keraguan untuk mengambil tindakan. Dan ini berarti ia telah mengalami kegagalan. Bahkan, bisa menjadi kegagalan yang tiada henti-hentinya alias kegagalan selamanya, jika ia tidak segera sadar untuk mengubah pola pikirnya dan membangun rasa kepercayaan diri sebagai modal awal.

Friends, semua manusia berhak dan memiliki kekuatan untuk memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupan mereka, sesuai dengan pilihannya masing-masing. Hmmm... kekuatan? Are you sure Nilam, I’m not that strong... Ok, here are your strengths big guys…

1. Kekuatan Impian (The Power of Dreams), Kita harus memimpikan hal-hal terindah dan terbaik yang kita inginkan bagi kehidupan kita dan kehidupan orang-orang yang kita cintai. Tanpa impian, hidup kita akan berjalan tanpa arah dan akhirnya kita tidak menyadari dan tidak mampu untuk mengendalikan ke mana sesungguhnya kehidupan kita akan menuju.

2. Kekuatan Fokus (The Power of Focus), Fokus adalah daya untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas dan mengambil langkah konsisten untuk mencapainya. Seperti kacamata yang membantu seseorang untuk melihat lebih jelas, kekuatan fokus membantu kita melihat impian, sasaran dan kekuatan dengan lebih jelas, sehingga kita tidak ragu-ragu dalam melangkah untuk mewujudkannya.

3. Kekuatan Disiplin Diri (The Power of Self Discipline), Kedisiplinan adalah bagaimana kita mengalahkan diri kita dan mengendalikannya untuk mencapai impian dan hal-hal terbaik dalam kehidupan kita yang singkat ini.

4. Kekuatan Pembelajaran (The Power of Learning), Dengan belajar, kita dapat menghadapi dan menciptakan perubahan untuk menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari, sehingga kita dapat terus meningkatkan taraf kehidupan kita pada tingkat yang lebih tinggi.

5. Kekuatan Pikiran (The Power of Mind), Pikiran adalah anugerah Allah yang paling hebat dan paling indah bagi manusia. Dengan melatih dan mengembangkan kekuatan pikiran, selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan kreatif kita meningkat, secara bertahap kecerdasan emosional dan spiritual kita juga akan tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih tinggi.

6. Kekuatan Perjuangan (The Power of Struggle & Survive), Seringkali kita lupa untuk belajar bagaimana caranya menghadapi kegagalan dan kesulitan hidup, karena justru kegagalan itu sendiri merupakan ingredient utama dalam mencapai keberhasilan, dan melalui berbagai kesulitanlah kita dapat menjadi makhluk yang lebih tegar. Sebelum menjadi sebentuk makhluk yang indah, kupu-kupu terlebih dulu harus menjadi jelek sebagai ulat dan dikurung dalam kepompong. Sang kerang harus mengalami keperihan yang tiada terkira saat pasir melukai dagingnya, untuk kemudian menghasilkan mutiara yang indah dan mahal harganya.

7. Kekuatan Cinta (The Power of Love), Saya rasa yang satu ini tidak perlu diuraikan lebih panjang. Ingat saja akan cinta kasih Ibu yang selalu menyelimuti betapa pun nakalnya kita, dan yang terpenting adalah cinta kasih dari Sang Maha Cinta Allah SWT, yang sampai detik ini masih menganugerahkan kita nikmatnya hidup di dunia. Kekuatan cinta inilah yang bukan hanya akan mengubah hidup kita, tapi juga kehidupan orang-orang di sekeliling kita. Well, Mahadaya Cinta, ‘huh?

So guys… big things come from the small ones first. Enjoy your strengths, enjoy your life, enjoy the new you, the great potential inside. Just trust your hopes, not your fears. Introducing: Yourself…

From : Nilam Septiani

Tidak ada komentar: