JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes

Senin, 05 Mei 2008

Puluhan siswa sd memperkosa teman

SEOUL, JUMAT - Komisi pendidikan parlemen Korea Selatan (Korsel) marah kepada departemen pendidikan negara itu menyusul laporan pelecehan seksual massal terhadap siswi SD oleh rekan pria mereka.

Temuan menggegerkan itu terjadi di kota Daegu, tenggara Korsel. Telah beberapa lama, orangtua siswa terguncang dan marah akibat terjadinya pelecehan seksual yang diduga dipengaruhi pornografi internet.

Namun sejauh ini pengelola sekolah mendiamkan persoalan ini selama berbulan-bulan. Sedangkan kelompok orangtua memilih membentuk tim untuk mencari kebenaran di seputar kasus itu.

Menurut laporan kantor berita Yonhap, mengutip tim orangtua, Rabu (30/4), perkosaan massal di sebuah SD di Daegu itu melibatkan lebih dari 100 siswa, baik korban maupun pelaku.

Para siswa yang terlibat itu berusia antara tujuh hingga 12 tahun, baik pelaku maupun korban. Para pelaku memaksa teman-teman perempuannya melakukan adegan seperti yang mereka lihat di internet atau televisi. Anak-anak yang lebih muda akan dipukul bila menolak terlibat.

Menurut para orangtua siswa, sekolah telah gagal mencegah atau bertindak secara memadai, meski sudah tahu di sekolah itu terjadi penyerangan seksual. Untuk mencegah pelecehan terus berlangsung, sekolah hanya memberi nasihat pada para pelaku, bukan menghukum mereka.

Polisi, awal pekan ini, telah memeriksa 11 siswa laki-laki, dan sebagian besar dari mereka mengaku telah melecehkan sedikitnya delapan siswa perempuan. Tiga di antara mereka telah ditahan, Jumat (2/4). Tak satu pun dari mereka yang dijebloskan ke penjara karena usianya masih di bawah 15 tahun, tetapi diawasi polisi sampai beberapa tahun ke depan.

Komisi pendidikan pun minta Kementerian Pendidikan bertanggung jawab atas kejadian itu. Anggota komisi dari Partai Nasional Besar, Joo Ho-young menyayangkan Kementerian Pendidikan tidak mengetahui kasus ini sejak awal.

"Sangat memprihatinkan mengingat kementerian itu belum menyusun rencana fundamental untuk menghalangi akses anak-anak itu pada materi pornografi, serta program yang komprehensif untuk memberikan pendidikan seks yang layak untuk mereka," kata Joo.

Yo Ki-hong, anggota parlemen oposisi dari Partai Demokratik Bersatu, sepakat dengan Joo dan menyebut langkah Kementerian Pendidikan yang dilaporkan ke parlemen, Jumat (2/5), itu bisa dianggap langkah sementara.

Langkah-langkah yang dilaporkan itu antara lain memasang kamera CCTV di sudut-sudut sekolah dan membekali siswa dengan peluit. "Ini sulit dipandang sebagai langkah antisipasi yang layak. Harus ada rencana untuk mencegah anak-anak itu membangun padangan keliru tentang seks dan mendidik para pelaku anak-anak itu dengan keras," kata Yo.

Menteri Pendidikan Kim Do-yeon berjanji segera menyampaikan rencana yang lebih baik yang antara lain mewajibkan sekolah memberikan pendidikan sekolah yang lebih baik. "Saya juga akan mengupayakan kerja sama dengan kementerian lain untuk mencegah kejadian ini terulang di masa depan," kata Kim.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

perlu memeriksa:)