JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes

Jumat, 25 April 2008

Meredam Rasa Tersinggung

Meredam Rasa Tersinggung

Salah satu hal yang sering membuat energi kita
terkuras adalah timbulnya rasa ketersinggungan diri.
Munculnya perasaan ini sering disebabkan oleh
ketidaktahanan kita terhadap sikap orang lain.
Ketika tersinggung, minimal kita akan sibuk membela
diri dan selanjutnya akan memikirkan kejelekan orang
lain. Hal yang paling membahayakan dari
ketersinggungan adalah habisnya waktu kita untuk
memikirkan "balas dendam"

Efek yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung
adalah kemarahan. Jika kita marah, kata-kata jadi
tidak terkendali, stress meningkat, dan lainnya.
Karena itu, kegigihan kita untuk tidak ersinggung
menjadi suatu keharusan. Apa yang menyebabkan orang
tersinggung?

Ketersinggungan seseorang timbul karena menilai
dirinya lebih dari kenyataan, merasa pintar,
berjasa, baik,tampan, dan merasa sukses. Setiap kali
kita menilai diri lebih dari kenyataan bila ada yang
menilai kita kurang sedikit saja akan langsung
tersinggung. Peluang tersinggung akan terbuka jika
kita salah dalam menilai diri sendiri. Karena itu,
ada sesuatu yang harus kita perbaiki, yaitu
proporsional menilai diri.

Teknik pertama agar kita tidak mudah tersinggung
adalah tidak menilai lebih kepada diri kita.
Misalnya, jangan banyak mengingat-ingat bahwa saya
telah berjasa, saya seorang guru, saya seorang
pemimpin, saya ini orang yang sudah berbuat. Semakin
banyak kita mengaku-ngaku tentang diri kita, akan
membuat kita makin tersinggung. Ada beberapa cara
yang cukup efektif untuk meredam ketersinggungan :

Pertama, belajar melupakan. Jika kita seorang
sarjana maka lupakanlah kesarjanaan kita. Jika kita
seorang direktur lupakanlah jabatan itu. Jika kita
pemuka agama lupakan kepemuka agamaan kita. Jika
kita seorang pimpinan lupakanlah hal itu, dan
seterusnya. Anggap semuanya ini berkat dari Allah
agar kita tidak tamak terhadap penghargaan. Kita
harus melatih diri untuk merasa sekadar hamba Allah
yang tidak memiliki apa-apa kecuali berkat ilmu yang
dipercikkan oleh Allah sedikit. Kita lebih banyak
tidak tahu. Kita tidak mempunyai harta sedikit pun
kecuali sepercik titipan berkat dari Allah. Kita
tidak mempunyai jabatan ataupun kedudukan sedikit
pun kecuali sepercik yang Allah telah berikan dan
dipertanggung jawabkan. Dengan sikap seperti ini
hidup kita akan lebih ringan. Semakin kita ingin
dihargai, dipuji, dan dihormati, akan kian sering
kita sakit hati.

Kedua, kita harus melihat bahwa apa pun yang
dilakukan orang kepada kita akan bermanfaat jika
kita dapat menyikapinya dengan tepat. Kita tidak
akan pernah rugi dengan perilaku orang kepada kita,
jika bisa menyikapinya dengan tepat. Kita akan
merugi apabila salah menyikapi kejadian dan
sebenarnya kita tidak bisa memaksa orang lain
berbuat sesuai dengan keinginan kita. Yang bisa kita
lakukan adalah memaksa diri sendiri menyikapi orang
lain dengan sikap terbaik kita. Apa pun perkataan
orang lain kepada kita, anggap saja ini episode atau
ujian yang harus kita alami untuk menguji keimanan
kita.


Ketiga, kita harus berempati. Yaitu, mulai melihat
sesuatu tidak dari sisi kita. Perhatikan kisah
seseorang yang tengah menuntun gajah dari depan dan
seorang lagi mengikutinya di belakang Gajah
tersebut. Yang di depan berkata, "Oh indah nian
pemandangan sepanjang hari". Kontan ia didorong dan
dilempar dari belakang karena dianggap menyindir.
Sebab, sepanjang perjalanan, orang yang di belakang
hanya melihat pantat gajah. Karena itu, kita harus
belajar berempati. Jika tidak ingin mudah
tersinggung cari seribu satu alasan untuk Bisa
memaklumi orang lain. Namun yang harus diingat,
berbagai alasan yang kita buat semata-mata untuk
memaklumi, bukan untuk membenarkan kesalahan,
sehingga kita dapat mengendalikan diri.

Keempat, jadikan penghinaan orang lain kepada kita
sebagai lading peningkatan kwalitas diri dan
kesempatan untuk mempraktekkan buah2 "kebaikan"
Yaitu, dengan memaafkan orang yang menyakiti dan
membalasnya dengan kebaikan

Tidak ada komentar: