JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes

Senin, 22 September 2008

MENENTUKAN TUJUAN

SelfManager:
LEMBAR 2: MENENTUKAN TUJUAN

Seorang sastrawan pernah menulis yang kira-kira demikian: kita ini bagaikan
hidup di dalam sebuah peti. Kita berjalan dalam peti. Kita tidur dalam peti.
Kita beranak-pinak dalam peti. Bahkan kita lalu membuat peti yang lebih kecil
tempat kita meringkuk di dalamnya. Kita pun hidup dalam peti pada sebuah peti
yang lebih besar. Kita hidup berputar-putar saja dalam peti seolah tak tahu
harus berbuat bagaimana lagi, seolah tak mengerti harus menjadi apa. Sebenarnya
ini bukan hanya sebuah cerita dalam puisi, namun kita bisa melihatnya sebagai
sebuah sindiran akan hidup yang berjalan seolah tanpa arah, tanpa mengerti apa
arti dan tujuannya. Dalam skala yang lebih kecil, kita bisa melihat banyak
orang (atau mungkin kita sendiri pernah mengalaminya) bekerja setiap hari,
hilir mudik dari rumah ke tempat kerja tanpa tahu akan kemana semestinya kita
melangkah, tanpa paham apa arti sesungguhnya yang bisa kita cerap dari kerja
kita. Maka kerja pun hanya berjalan begitu-begitu saja. Tanpa banyak kesenangan
yang bisa kita raih. Kalau toh ada, maka rasanya hanya sesaat belaka.

Pertanyaan #1--Bagaimana anda memandang pekerjaan anda? Apakah semuanya
berjalan begitu-begitu saja? Atau anda menangkap ada makna dan tujuan di balik
semua itu?

Bila kita membaca kisah-kisah pemberani, kita temukan banyak orang yang
meringkuk dalam penjara atau yang lebih buruk dari itu tetapi mereka tidak
kehilangan kekuatan hidup mereka. Selama dalam penderitaan itu mereka masih
bisa menghasilkan karya-karya besar. Bahkan kebesarannya menjadi teladan bagi
orang lain. Mengapa mereka memiliki kekuatan hidup yang tinggi? Salah satunya
adalah karena mereka memahami apa tujuan hidup mereka. Mereka yakin tanpa
mengerti akan tujuan maka hidup hanya sebuah perjalanan yang nyaris sia-sia.

Pertanyaan #2--Apakah anda tahu apa tujuan hidup anda?

"Tulislah tujuan," demikian para ahli pengembangan diri menyarankan. Tujuan
akan memberikan arah untuk dituju, jalan untuk ditempuh, serta keberanian untuk
mengarunginya. Lalu banyak orang menulis tujuan-tujuan mereka. Ada yang menulis
bahwa tujuan dari semua jerih payah mereka adalah memiliki rumah, kapal pesiar,
ketenaran, dan banyak yang lain. Ada juga yang menulis tujuan mereka adalah
untuk menjadi pemimpin perusahaan, ketua partai politik, dokter, dan lain-lain.
Ya, seringkali kita menentukan tujuan adalah untuk "memiliki sesuatu", "menjadi
sesuatu", atau "menghasilkan sesuatu". Namun, pertanyaannya adalah setelah
tujuan itu tercapai lalu apa? Ada orang mengatakan, "Bila tujuanku tercapai aku
akan bahagia sekali." Setelah merasakan bahagia lalu apa? Kemudian, bila tujuan
itu tak tercapai apakah kita akan kehilangan kebahagiaan itu? Jika demikian,
mengapa banyak orang yang seolah tak mencapai tujuan mereka, tetapi mereka
tetap menunjukkan wajah berseri-seri tanda kebahagiaan terpancar dari dalam
dirinya?

Pertanyaan #3--Apakah anda bisa membedakan antara pertandingan dan kemenangan?
Tujuan dan pencapaian? Usaha dan hasil?

Mana yang lebih penting, pertandingan atau kemenangan? Banyak orang memilih
kemenangan karena kemenangan membuat mereka senang. Tetapi, perhatikan anak-
anak kecil bermain, mereka suka bermain tanpa peduli akan menang atau kalah.
Banyak juga orang yang lebih suka pada pertandingan itu sendiri, tanpa banyak
peduli pada hasil akhirnya, kalah atau menang. Bagi mereka bermain telah
memberikan kesenangan, sedangkan kemenangan adalah kembang gula yang akan
diperoleh ketika mereka bermain dengan sebaik-baiknya (tentu lebih baik dari
tim lawan.) Jangan terkecoh pada tujuan untuk menang sehingga melalaikan
pertandingan itu sendiri. Dalam kenyataannya, banyak orang memiliki tujuan,
lalu menjadi begitu terobsesi pada tujuan mereka. Misal, ada orang ingin
menjadi seorang pemimpin partai, lalu melakukan segala sesuatu untuk mencapai
cita-cita itu. Dan ketika tujuannya tak tercapai, ia mengalami kekalutan jiwa.

Pertanyaan #4--Apakah anda berpendapat bahwa "memiliki atau menjadi sesuatu"
adalah tujuan anda? Jawablah secara jujur apakah anda bisa memastikan
tercapainya tujuan tersebut? Bagaimana sikap anda bila tujuan anda tak tercapai?

Sayangnya tak seorang pun bisa menjamin tercapainya tujuan kita. Bila toh
tercapai, maka itu hanya sementara. Uang dan harta akan habis dibelanjakan.
Kendaraan atau rumah aus dipakai. Tak selamanya juga kita bisa menduduki
jabatan tinggi. Orang bijak bilang bahwa hidup ini bagai berputarnya roda
pedati, hari ini kita di atas, esok mungkin di bawah. Tak ada yang kekal. Maka,
patutkah menentukan tujuan sejati kita pada hal-hal tersebut? Adakah tujuan-
tujuan lain yang semestinya kita toreh agar kita bisa menemukan makna dari
hidup ini? Sebenarnya harta, jabatan dan kehormatan adalah akibat dari sesuatu
yang kita lakukan. Maka, "sesuatu" itulah yang semestinya menjadi pusat
perhatian. "Sesuatu" itulah yang menjadi tujuan.

Pertanyaan #5--Apakah anda bersedia melakukan segala sesuatunya dengan upaya
terbaik?

Maka tujuan terutama kita adalah memberikan yang terbaik dari diri kita pada
dunia ini. Dengan mengenal diri sendiri kita bisa mengetahui apa yang terbaik
dari diri kita. Dengan mencurahkan yang terbaik dari diri kita, kita akan
menjadi diri kita sendiri. Dan, hanya dengan menjadi diri sendirilah kita akan
temukan sebuah kebahagiaan yang semestinya. Semua yang tercapai (kekayaan,
ketenaran, kehormatan, dan lain-lain) hanyalah konsekuensi dari bagaimana kita
menjadi diri sendiri. Bila kita sepakat bahwa tujuan memberikan tempat untuk
dituju dan memulai, maka melakukan yang terbaik adalah tujuan sekaligus
perjalanan itu sendiri. Karena tujuan tak dapat terpisahkan dari perjalanan.
Tujuan ini tak membutuhkan waktu dan tempat untuk pencapaiannya. Tujuan ini
dapat tercapai saat ini dan di sini. Tak perlu ada kekecewaan, tak perlu ada
harapan yang obsesif. Sekali lagi, jangan terkecoh pada kemenangan sehingga
melalaikan pertandingan. Tetapi, berbuatlah yang terbaik demi pertandingan,
maka kemenangan tak perlu menjadi sebuah angan-angan, bahkan kekalahan pun tak
perlu lagi melahirkan kekecewaan.

KEGIATAN ALTERNATIF

Kegiatan ini tidak terlalu berhubungan dengan tulisan di atas, tetapi mungkin
bisa membantu mendapat pandangan baru mengenai apa itu "tujuan". Bayangkan anda
melakukan sebuah perjalanan, atau anda bahkan bisa melakukannya sembari
melakukan perjalanan sungguhan. Anda bisa melakukan sambil berjalan,
berkendara, atau berimajinasi. Yang perlu diperhatikan adalah kesadaran anda
akan perjalananan itu.

1--Anggap saja, atau lakukan dalam kenyataan, anda akan mengadakan perjalanan
ke kantor. Posisi anda kini berada di rumah. Ambillah sebuah peta. Beri titik
kecil untuk menandai kantor dan rumah anda. Lihat seluruh perjalanan yang harus
anda tempuh. Bisakah anda menemukan jarak yang membentang antara rumah dan
kantor anda? Bisakah anda membayangkan waktu yang harus digunakan untuk
menempuh perjalanan itu?

2--Mulailah berjalan ke kantor anda. Tarik garis secara perlahan dari tempat
anda mulai. Berhentilah sejenak. Perhatikan kini terbentang jarak antara rumah
dan posisi anda yang baru. Sebelum anda memulai perjalanan lagi, buat titik
besar yang melingkupi rumah dan posisi anda yang baru, dan anggap itu sebagai
titik permulaan yang baru.

3--Ulangi kegiatan nomor dua terus hingga anda mencapai tujuan, yaitu kantor
anda. Lihatlah kini titik tersebut sedemikian besar hingga menutupi seluruh
jarak antara rumah dan kantor anda. Apakah kini anda mampu menangkap bahwa
sebenarnya di saat anda memulai, di saat itu pula tujuan juga tercapai?

4--Lihatlah peta secara keseluruhan, temukan dimanakah sebenarnya tujuan anda.
Apakah sebuah titik kecil yang terletak pada "kantor" anda, atau seluruh ruang
yang tercipta antara titik rumah dan kantor anda? Mungkinkah anda mencapai
kantor tanpa melalui jalan itu? Bukankah ini berarti, jalan adalah tujuan juga.
Mungkinkah mencapai kantor tanpa memulai? Bukankah ini berarti tempat memulai
adalah tujuan juga?

5--Tuliskan sebuah tujuan yang sekaligus merupakan perjalanan bagi anda.

Sepertinya ada kerancuan, bahwa tujuan sama dengan perjalanan. Atau, seringkali
yang kita anggap sebagai tujuan bukanlah tujuan itu sendiri, karena ia segera
kita lalui. Namun demikian, anda harus mencoba untuk menentukan tujuan apa yang
ingin anda raih, tanpa itu seluruh perjalanan anda akan sia-sia belaka. Dan,
tujuan terbaik adalah yang mampu memberikan kebahagiaan pada diri anda. Jadi,
menemukan kebahagiaan itulah sebenarnya tujuan dari semua pekerjaan kita.
Karena kebahagiaan itu terletak dalam hati sanubari, maka perjalanan anda
dimulai dari hati dan menuju ke hati. (190301)

(Rekan-Kantor.com / sm)

Tidak ada komentar: