JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes

Selasa, 08 April 2008

Tuhan selalu mencukupkan

TUHAN TIDAK PINTAR MATEMATIKA

Dari pengamatan saya terhadap keseharian yang saya temui, saya dapat
menyimpulkan satu hal: Tuhan memang serba bisa, tapi Dia tidak pintar
matematika. Kesimpulan ini bukan tanpa dasar lho. Banyak bukti empiris yang
mendukung kesimpulan saya ini.
Sebagai seorang "fresh graduate", saya tak mungkin mengharapkan penghasilan
tinggi dalam waktu sekejap. Terlebih karena saya memegang prinsip bahwa hal
yang terpenting dalam bekerja adalah kepuasan hati. Saya lebih memilih
pekerjaan yang mungkin tak segemerlap pekerjaan yang dipilih teman-teman
seangkatan saya, tapi mampu "memuaskan" idealisme saya.

Saya memang sangat mencintai dan menikmati pekerjaan saya saat ini. Tapi
saat saya berbincang dengan seorang teman yang bekerja di ibukota, ia mulai
membandingkan penghasilan kami (dari sisi finansial tentunya). Jelas saja
saya kalah telak darinya.

Saya sempat jengkel sebentar. Bagaimana tidak. Selama bermahasiswa,
sepertinya prestasi kami sejajar, bahkan saya lebih dahulu lulus ketimbang
dia. Tapi kenapa Tuhan tidak menitipkan rejeki yang sama besarnya dengan
yang dititipkan pada teman saya ini?

Tapi, begitu saya merenungkan kembali segala kebaikan Tuhan saya menemukan
satu hal yang luar biasa. Ternyata penghasilan saya yang tak seberapa itu
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya, bahkan untuk mengirim adik
ke bangku kuliah. Padahal logikanya pengeluaran saya per bulannya bisa
sampai dua kali lipat penghasilan saya. Lalu darimana sisa uang yang saya
dapat untuk menutupi kesemuanya itu? wah, ya dari berbagai sumber. Tapi
saya percaya tanpa campur tangan-Nya, itu semua tidak mungkin. Nah, ini
salah satu alasan mengapa Tuhan tidak pintar matematika. Lha wong
seharusnya neraca saya sudah njomplang kok masih bisa terus hidup.

Bukti kedua adalah kesaksian seorang teman. Ia mengaku kalau semenjak
lajang, penghasilannya tidak jauh berbeda dengan sekarang. Anehnya, pada
saat ia masih membujang, penghasilannya selalu pas. Maksudnya, pas akhir
bulan pas uangnya habis. Anehnya, begitu ia berkeluarga dan memiliki anak,
dengan penghasilan yang relatif sama, ia masih bisa menyisihkan uang untuk
menabung.

Aneh bukan? Berarti kalau bagi manusia 1 juta dibagi satu sama dengan 1
juta dan 1 juta dibagi dua sama dengan 500 ribu, tidak demikian bagi Tuhan.
Dari kesaksian teman saya, satu juta dibagi 3 sama dengan satu juta dan
masih sisa. Betul kan bahwa Tuhan itu tidak pintar matematika?

Ah, saya cuma bercanda kok. Buat saya, kalau dilihat dari logika manusia
Dia memang tidak pintar matematika. Mungkin murid saya yang kelas 2 SD
lebih pintar dari Dia. Tapi satu hal yang harus digarisbawahi: MATEMATIKA
TUHAN BEDA DENGAN MATEMATIKA MANUSIA. Saya tidak tahu dan mungkin tidak
akan pernah sanggup mengetahui persamaan apa yang digunakan Tuhan. Tapi
kalau boleh saya menggambarkan, ya kira-kira demikian:

X= Y
dimana
X = pemberian Tuhan
Y = kebutuhan

Ya, Tuhan selalu mencukupkan apapun kebutuhan kita. Tanpa kita minta pun,
Dia sudah "menghitung" kebutuhan kita dan menyediakan semua lewat
jalan-jalan- Nya yang terkadang begitu ajaib dan tak terduga.

Menyadari hal itu, saya bisa menanggapi cerita teman-teman yang "sukses"
dengan penghasilan tinggi di luar kota dengan senyum manis. Soal
penghasilan Tuhan yang mengatur. Untuk apa saya memusingkan diri dengan
berbagai kekhawatiran sementara Dia telah menghidangkan rejeki di hadapan
saya. Yang perlu saya lakukan hanyalah melakukan bagian saya yang tak
seberapa ini sebaik mungkin, dan Ia yang akan mencukupkan segala kebutuhan
saya.

Tidak ada komentar: