TEH memang dapat memberi berbagai manfaat bagi peminumnya. Namun, untuk mendapatkan khasiatnya, teh harus diminum dengan takaran yang tepat. Teh harus diseduh dengan kekentalan yang cukup, yaitu satu bungkus teh celup untuk satu cangkir. Kalau kadar teh terlalu sedikit, maka manfaatnya akan sedikit pula.
Minum teh, menurut hasil penelitian Dr Sirving O Keli dari Lemb ag a Perlindungan Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Belanda, sebaiknya minimal 4,7 cangkir per hari. Setiap cangkirnya lebih baik tidak diminum dalam sekali teguk.
Sebab rasa segar yang disebabkan oleh teh mencapai puncaknya setelah 40 menit dan akan lenyap 30 menit kemudian.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan kesegaran tubuh sebaiknya teh diminum secara bertahap. Misalnya, setiap setengah atau satu jam, minumlah 4-5 teguk.
Selain itu perlu diingat, minum teh bukanlah untuk terapi utama suatu penyakit. Efek kesehatan dari teh lebih bersifat preventif (mencegah). Dan itu pun hanya bermakna jika teh diminum secara teratur dengan cara yang tepat. Agar kesegaran dan kesehatan tubuh lebih optimal, kebiasaan minum teh harus sejalan dengan gaya hidup sehat, yaitu tidak merokok (aktif atau pasif), tidak minum alkohol, dan tidak menggunakan narkoba.
Pola konsumsi atau kebiasaan makan harus diarahkan ke pola gizi seimbang. Batasi konsumsi gula, lemak, dan garam, serta junk food. Perbanyak konsumsi sayuran berwarna, buah-buahan segar, tempe , tahu, ikan laut dan sea food. Selain itu konsumsi makanan tersebut perlu juga diimbangi dengan melakukan olahr ag a yang pas, teratur dan terukur, istirahat yang cukup, serta tinggal di lingkungan yang sehat serta bebas dari polutan yang mencemari lingkungan.
Jadi Bumerang
Meskipun teh mengandung berb ag ai manfaat untuk kesehatan tubuh,beberapa orang tertentu dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi teh terlalu banyak karena bisa menjadi bumerang.
1. Orang yang sedang demam. Untuk orang yang sedang menderita demam, minuman teh bukannya dapat menurunkan suhu panas badan, malah justru dapat menaikkan suhu panas. Sebabnya, theophylline yang terkandung dalam teh dapat meninggikan suhu badan, bahkan membuat fungsi obat penurun suhu hilang atau berkurang banyak.
2. Pasien yang fungsi ginjalnya tidak baik dan tak dapat menahan kencing atau inkontinensia. Karena teh berfungsi melancarkan pembuangan air kemih. Banyak minum teh mudah mengganggu fungsi ginjal, sehingga memberatkan penyakit pasien-pasien tersebut.
3. Wanita hamil. Wanita yang sedang hamil membutuhkan berb ag ai macam gizi untuk menyuplai kebutuhan metabolisme tubuhnya dan juga janin dalam kandungannya. Kalau ia terlalu banyak minum teh, maka zat tanin atau samak dalam teh dapat bersenyawa dengan zat besi dalam makanan yang dikonsumsinya menjadi semacam kompon yang tidak dapat diserap oleh tubuh.
Ini selain dapat mengakibatkan anemia dan kekurangan zat besi pada wanita hamil, juga dapat mengakibatkan janin dalam kandungan kekurangan zat besi bawaan. Sehingga bayinya setelah lahir juga dapat menderita anemia dan kekurangan zat besi.
4. Orang yang mempunyai tekanan darah tinggi dan mengidap penyakit jantung. Teh memang dapat membantu melindungi jantung, namun b ag i yang telah terlanjur menderita penyakit jantung, mereka harus menghindari minum teh kental. Kadar kafein dalam teh bisa merangsang orang dan menaikkan tekanan darah. Bila mereka minum teh kental maka jantung mereka akan berdetak cepat, merasa sangat gelisah, bahkan mengalami arrhythmia atau tidak ada irama jantung.
5. Wanita yang sedang menyusui. Wanita yang sedang menyusui sebaiknya tidak minum teh kental. Hal ini karena kafein dalam teh tidak saja bisa mempengaruhi pengeluaran air susu sehingga air susunya berkurang, namun bahkan dapat masuk ke dalam badan bayinya melalui air susu. Bila hal ini terjadi, usus bayi menjadi kejang dan bayi menangis tak henti-hentinya.
6. Orang yang lemah saraf dan insomnia atau sulit tidur. Orang yang lemah saraf dan menderita insomnia sebaiknya tidak minum teh karena hanya akan menambah berat penyakitnya. Kafein dalam teh dapat mengakibatkan bergairahnya sistem saraf, dan menaikkan metabolisme dasar, sehingga orang-orang demikian menjadi lebih sulit tidur dan gelisah.
7. Anak-anak. Minuman teh tidak terlalu baik untuk anak-anak. Setelah minum teh anak-anak akan mudah terangsang semangatnya, nafsu makannya menurun, selaput lendir saluran pencernaannya menyusut sehingga mempengaruhi pencernaan makanan dan penyerapannya.
Asam tanat dalam teh juga dapat mempengaruhi penyerapan vitamin B dan zat besi dalam makanan, sehingga mengakibatkan menurunnya hemoglobin dan menyusutnya volume eritrosit atau sel darah merah, sehingga mudah menimbulkan anemia atau kurang darah.
8. Orang yang mempunyai kebiasaan konstipasi atau sembelit. Mereka pantang minum teh kental karena asam tanat dalam teh mempunyai peran astringen, yaitu melemahkan penggeliangan saluran usus. Bila mereka nekat minum teh kental penyakitnya akan bertambah parah.
9. Orang yang mempunyai penyakit tukak saluran pencernaan pantang minum teh. Kafein dalam teh adalah unsur penyebab penyakit tukak, orang yang mempunyai penyakit tukak saluran pencernaan kalau minum teh, akan terangsang pengeluaran getah lambungnya. Ini akan memperberat rongrongan asam dalam getah lambung terhadap permukaan luka tukak.
10. Orang yang kurang darah. Zat besi dalam makanan memasuki saluran pencernaan dalam bentuk feros hidrosida koloid. Zat besi dalam bentuk koloid ini tidak dapat diserap tubuh secara langsung. Ia harus melalui peran getah lambung barulah dapat diserap tubuh. Asam tanat dalam teh sangat mudah bersenyawa dengan zat besi, dan membentuk asam tanat feros larut yang merintangi penyerapan zat besi. Bila tubuh orang yang kurang darah kekurangan zat besi, hemoglobin sintetis dalam tubuh bisa berkurang, dan penyakit kurang darahnya bertambah parah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar