Seperti biasanya, musim panas kali ini penuh dengan film-film box
office dari Hollywood. Salah satu film pengisi summer blockbuster tahun
ini adalah film animasi 3D yang dibuat pixar dan diproduksi Walt Disney
berjudul Wall-E. Wall-E
adalah sebuah robot pembersih sampah yang tertinggal sendirian di bumi
yang sudah kosong selama 700 tahun. Dikisahkan pada suatu ketika bumi
tertimbun oleh banyaknya sampah. Bumi tidak lagi layak huni, tanaman
tidak lagi bisa tumbuh karena terlalu banyak racun di udara. Teknologi
maju memungkinkan manusia untuk pindah ke dalam sebuah pesawat ruang
angkasa super besar bernama Axiom. Wall-E seperti halnya robot,
hidup dengan program. Dia terus bekerja membersihkan sampah dan hidup
dengan tenaga matahari di jam kerja. Pada suatu hari ia bertemu dengan
Eve, robot kiriman dari Axiom. Kesepian sekian ratus tahun dan rindunya
Wall-E akan kasih terobati dengan hadirnya Eve. Eve sebagai robot juga terprogram (dalam film dikatakan "directive",
alias instruksi). Singkat cerita, dalam petualangan mereka berdua,
directive-directive rutin yang terprogram akhirnya tergantikan oleh
kasih. Manusia yang sudah lama tidak mengenal cinta kasih, bahkan tidak
lagi bisa berjalan akhirnya kembali ke bumi dan hidup bahagia.
Apa yang bisa kita petik dari kisah Wall-E? Kita lihat dulu komentar sutradara sekaligus penulis naskah film ini, Andrew Stanton.
"The greatest command Christ gives us is to love, but that's not
always our priority. So I came up with this premise that could
demonstrate what I was trying to say- that irrational love defeats the
world's programming. .. our programming is the routines and habits that
distract us to the point that we're not really making connections to
the people next to us. We're not engaging in relationships, which are
the point of living-relationship with God and relationship with other
people"
Rutinitas hidup, berbagai kesibukan kita yang semakin hari semakin
menyita waktu bisa membuat kita secara perlahan kehilangan hubungan
dengan orang lain, dan tanpa disadari dapat berpengaruh pada semakin
tipisnya rasa cinta kasih. Dalam kehidupan dan pekerjaan terkadang kita
sudah bertindak seperti robot, mengerjakan segala sesuatunya dengan
pola yang sama setiap hari seperti program rutin. Jika kita menomor
duakan hubungan kita dengan Tuhan, lama kelamaan kita akan merasa asing
pada kasih. Yesus mengajarkan bahwa dua hukum yang paling utama
adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi,
kemudian mengasihi sesama seperti diri sendiri. (Matius 22:37-40). Kita
perlu menjaga hubungan dengan Tuhan meskipun kita terus disibuki
rutinitas hidup, karena Kristus diam di dalam hati kita lewat iman
kita, dan karenanya kita akan berakar serta berdasar di dalam kasih.
(Efesus 3:17). Bahkan jika rutinitas membuat kita pada satu titik
menjadi lemah, kasih karunia dalam Kristus pun akan kembali membuat
kita kuat. (2 Timotius 2:1).
Love makes the world go round. Rutinitas dan kebiasaan yang
menguasai hidup kita disertai teknologi yang semakin maju dapat membuat
orang kehilangan sentuhan dan hubungan dengan sesama atas dasar kasih.
Kita juga bisa melihat orang-orang yang hidup dalam teknologi tinggi
dengan segala kemudahannya hidup tanpa sukacita dan kegembiraan tanpa
adanya kasih dalam hidup mereka. Itulah pesan terpenting yang ingin
disampaikan Wall-E lewat contoh yang sangat ekstrim. Tidak salah kalau
2000 tahun yang lalu Kristus mengingatkan kita akan dua hukum yang
paling utama. Begitu banyak "directive" yang mengisi hidup kita,
seperti halnya Wall-E (membersihkan sampah), dan Eve (mencari tanaman
di bumi). Tapi seperti juga mereka yang mengubah "directive-directiv e" terprogram menjadi "directive" baru: love, pesan yang disampaikan pun bagi kita menjadi jelas. "Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita."(1 Yohanes 4:12)
Love brings happiness to Wall-E and Eve, to every humankind in the movie, so it does to us
Senin, 01 September 2008
Pembelajaran tentang Cinta Kasih dari Film Wall-e
Posted by It's Just Me at Senin, September 01, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar